Belajar cisco untuk pemula

Belajar Cisco

Bits, Frames, Packets, Segment

Bits, Frames, Packets, Segment


Bit, frame, packet, segment dan data dalam osi merupakan PDU yang terletak disetiap layernya. PDU pada masing-masing layer merupakan pesan lengkap yang mengimplementasikan protokol pada layer tersebut.

Bit

Bit adalah kependekan dari “Binary Digit“, yang berarti digit biner. Binary digit adalah unit satuan terkecil dalam komputasi digital. Istilah “binary digit” atau “bit” diperkenalkan oleh John Tukey di tahun 1947, saat itu ia bekerja sebagai seorang ilmuwan di Bell Laboratories.
Komputer tidak menggunakan angka desimal untuk menyimpan data. Semua data komputer disimpan dalam angka-angka biner. Hanya 2 nilai berbeda yang bisa dinyatakan satu bit, entah nilai 0 atau nilai 1. Dalam telekomunikasi digital juga demikian, semua level tegangan diubah menjadi bentuk data biner.
Bit sendiri memiliki hubungan dengan Physical Layer pada OSI,  Physical ini berfungsi untuk mendefinisikan media transmisi jaringan, metode pensinyalan, sinkronisasi bit, arsitektur jaringan (seperti halnya Ethernet atau Token Ring), topologi jaringan dan pengabelan. Selain itu, level ini juga mendefinisikan bagaimana Network Interface Card (NIC) dapat berinteraksi dengan media kabel atau radio. Protokol yang berada dalam lapisan ini adalah Ethernet, FDDI (Fiber Distributed Data Interface), ISDI, dan ATM.

Frame

Frame dalam OSI  terdapat pada Data Link Layer, merupakan elemen kunci dari masing-masing protokol didalam lapisan data link. Data link layer protokol memerlukan kontrol berupa informasi (informasi kontrol) untuk memungkinkan protokol berfungsi.
Data link layer frame meliputi:
  1. Header: Berisi informasi kontrol, seperti pemberian alamat (addressing), dan terletak di awal PDU.
  2. Data: Berisi IP header, transport layer header, dan data aplikasi.
  3. Trailer: Berisi informasi kontrol untuk mendeteksi kesalahan ditambahkan diakhir dari PDU.
Ketika data berjalan melalui media, data tersebut diubah menjadi aliran bit, atau 1 dan 0. Jika node menerima aliran panjang bit.Framing memecah aliran tersebut menjadi kelompok-kelompok kecil yang dapat diuraikan, dengan informasi kontrol yang dimasukkan dalam header dan trailer sebagai nilai-nilai dalam tempat yang berbeda. Format ini memberikan sinyal fisik berupa struktur yang dapat diterima oleh node dan diterjemahkan ke dalam paket-paket di tempat tujuan. Tipe-tipe Genrick frame termasuk:
  1. Frame start and stop indicator flags: Digunakan oleh sublayer MAC untuk mengidentifikasi awal dan akhir batas frame.
  2. Addressing: Digunakan oleh sublayer MAC untuk mengidentifikasi sumber dan tujuan node.
  3. Type: Digunakan oleh LLC untuk mengidentifikasi protokol Layer 3.
  4. Control: Mengidentifikasi layanan kontrol aliran khusus.
  5. Data: Berisi frame payload (yaitu, paket header, segmen header, dan data).
  6. Error Detection: Dimasukkan setelah data untuk membentuk trailer, bidang bingkai ini digunakan untuk mendeteksi kesalahan.

Packet

Packet adalah satuan informasi dasar yang dapat ditransmisikan di atas jaringan atau melalui saluran komunikasi digital. Packet sangat berkaitan dengan Network Layer pada OSI, Network layer  berfungsi untuk mendefinisikan alamat-alamat IP, membuat header untuk paket-paket, dan kemudian melakukan routing melalui internetworking dengan menggunakan router dan switch layer-3.
Sebuah paket berisi packet header yang berisi informasi mengenai protokol tersebut (informasi mengenai jenis, sumber, tujuan, atau informasi lainnya), data yang hendak ditransmisikan yang disebut dengan data payload, dan packet trailer yang bersifat opsional. Sebuah paket memiliki struktur logis yang dibentuk oleh protokol yang digunakannya. Ukuran setiap paket juga dapat bervariasi, tergantung struktur yang dibentuk oleh arsitektur jaringan yang digunakan. Paket jaringan juga dapat disebut datagram, frame, atau cell.
Jika dilihat dari perspektif model tujuh lapis Open Systems Interconnection (OSI), istilah packet dan frame memiliki definisi yang jauh berbeda. Sebuah paket merupakan “amplop elektronik” yang mengandung informasi yang dibentuk pada lapisan 3 hingga lapisan 7 dari model tujuh lapis OSI tersebut; sementara sebuah frame adalah “amplop elektronik” yang mengandung informasi mengenai paket dan informasi lainnya dari semua lapisan dari tujuh lapisan OSI. Paket jaringan dibuat saat transmisi dilakukan, dengan menggunakan proses enkapsulasi.

Segment

Segment berhubungan dengan Transport Layer pada OSI yang memiliki fungsi berupa proses pengiriman. Transport Layer dalam OSI berfungsi untuk memecah data ke dalam paket-paket data serta memberikan nomor urut ke paket-paket tersebut sehingga dapat disusun kembali pada sisi tujuan setelah diterima. Selain itu, pada level ini juga membuat sebuah tanda bahwa paket diterima dengan sukses (acknowledgement), dan mentransmisikan ulang terhadap paket-paket yang hilang di tengah jalan.
Segment pada jaringan Jaringan berfungsi untuk mengetahui ‘kelompok’ (yang biasa disebut sebagai Network) dari suatu IP. Ini digunakan saat dibutuhkan suatu routing atau pengalihan data antar komputer, dimana perangkat (router atau komputernya) akan memeriksa apakah IP tujuan berada di ‘kelompok’/Network yang sama.
Apabila sama, maka pesan/data akan langsung kirim ke komputer tujuan tersebut, karena seharusnya komputer pengirim dan komputer tujuan ada didalam satu sambungan ‘kelompok’. Apabila ‘kelompok’-nya berbeda, maka pesan/data akan dikirimkan ke suatu pintu keluar (biasa dikenal sebagai Default Gateway atau Router) supaya kemudian diteruskan ke ‘kelompok’ tujuan.


TCP/IP STACK

TCP/IP STACK


TCP/IP adalah kependekan dari Transmission Control Protocol/Internet Protocol yang merupakan protocol standar untuk proses tukar menukar data antar komputer (Komunikasi) dalam jaringan internet.

TCP/IP hanya sebuah aturan dan konsep bagaimana mengolah data dari komputer yang akan dikirim atau diterima oleh komputer menggunakan jaringan internet. Sebelum data dikirim/diterima harus melalui beberapa tahap dan proses secara hardware/software.
TCP/IP dibagi menjadi 4 Layer.

1.Application Layer
aplikasi akan memilih jenis protocol untuk mengirim dan menerima data, setelah aplikasi menentukan protocol yang akan digunakan maka aplikasi akan menyerahkan proses berikutnya ke layer/divisi dibawah nya yaitu transport layer untuk memulai proses pengiriman data.

2. Transport Layer/Host to Host
Divisi ini bertugas untuk menerima data dari layer diatasnya yaitu application layer, dan menentukan jenis protocol yang akan digunakan untuk pengiriman data, 2 protocol yang umum digunakan adalah UDP (User Datagram Protocol) dan TCP(Transmission Control Protocol).
  • TCP- digunakan untuk mengirim data dengan prioritas keutuhan data, dimana data yang dikirim dan diterima sama peris atau jaminan 100% bagian pecahan data yang dikirim akan benar-benar utuh. karena jika sampai data hilang 1bit saja,file akan rusak dan tidak berguna, seperti ketika melakukan pengiriman file aplikasi maka dipilih protocol TCP untuk memastikan file tidak korup ketika dikirim melalui jalur internet.
    karena menggunakan tingkat validasi yang tinggi untuk memastikan data telah diterima dan jika tidak diterima makan akan dikirim ulang menjadikan protocol jenis ini agak lambat karena harus bekerja extra.
  • UDP- protocol ini mengabaikan keutuhan data yang dikirim dan diterima, tugasnyahanya mengirim data tanpa peduli apakah data diterima dengan utuh atau tidak.ptotocol ini sangat cepat dalam mengrim data karena seperti orang asal lempar barang saja tanpa peduli barang sampai /tidak. penggunaan protocol ini dikhususkkan untuk mentransfer data/informasi dengan target data tersaji secara real time dan tanpa delay. misalnya game online, streaming (radio streaming /video streaming) , jenis data video/audio /game online hanya akan lag/ glitch saja dan tidak ada istilah korup. karena memang yang diperluakan adalah real time.
  •  
3. Network Layer
layer/divisi ini yang sering kita sebut internet layer, karena paket dikirim ke tujuan berdasar IP Address yang terpasang pada setiap komputer yang terkoneksi ke jaringan. di layer ini data yang besar yang berasal dari layer diatasnya akan dipecah dan disesuaikan ukurannya sesuai media yang akan dilaluinya.
data yang besar yang telah dipecah menjadi paket data lebih kecil/frame akan dibungkus (enkapsulasi) dan diberi label asal dan tujuan dari paket, layer/divisi ini bertanggaung jawab atas routing(menentukan tujuan dan jalur) paket yang akan dikirim.

4. Network Interface Layer
Dilayer ini hardware dan driver bekerja untuk mengubah logical data menjadi signal yang ditransmisikan melalui media kabel tembaga/fibre optic atau mengubahnya menjadi signal radio secara wireless.

Cara Kerja TCP/IP
Setelah komputer dibuat dan mengikuti standar yang ditetapkan, diberi network interface dan komputer terhubung ke jaringan yang ada, maka komputer dapat berkomunikasi satu dengan yang lain, komputer dapat berkomunikasi dengan banyak komputer di jaringan dalam satu waktu. komunikasi yang dimaksud disini adalah menerima dan mengirim data.

  1. Data dipecah menjadi paket kecil- dengan tujuan agar bisa ditransmisikan melalui media dan protocol yang sesuai,setiap paket data diberi label  dan tujuan paket dikirim.
  2. paket-paket akan melewati router didalam jaringan internet, router bertugas untuk mengantar dan menentukan rute dari paket yang dikirimkan nya. didalam jaringan yang cukup besar paket-paket akan melewati puluhan bahkan ratusan router, setiap router hanya mengantarkan paket ke ruter terdekat sambil dicarikan jalan/ ruter yang pas.
  3. Ketika paket sampai pada tujuan,protocol TCP/IP akan bertugas sesuai tugas di divisi/layer masing2-masing. dimulai dari layer paling bawah yang menterjemahkan signal/isyarat menjadi logical data dan diteruskan ke layer diatasnya  untuk memastian apakah paket data sudah diterima  apa belum disesuaikan dengan pemilihan protocol TCP/UDP , jika protocol nya TCP maka jika ada bagian paket dari data yang hilang maka akan meminta untuk dikirim ulang. paket data akan dirakit dan disusun seperti bentuk aslinya dan diteruskan ke layer diatasnya hingga berbentuk file seperti aslinya ketika dikirim.

Hubungan OSI dengan TCP/IP
Keduanya berjalan sendiri-sendiri, tapi yang perlu diketahui adalah saat standar model OSI diumumkan, protokol TCP/IP sudah mulai “dewasa” terlebih dulu.
TCP/IP pada dasarnya tidak sesuai atau memenuhi standar yang digariskan oleh Model OSI. Meskipun demikian dua model yang berbeda ini memiliki tujuan yang sama-sama mulianya, yaitu menstandarkan protokol Jaringan agar dunia jaringan “tidak pusing”.
Walau TCP/IP berbeda dengan Model OSI, tapi masih banyak kompatibilitas di antara keduanya, dan kita akan sering melihat orang membahas protokol TCP/IP dari terminologi Model OSI.
Satu hal yang perlu diketahui, kedua protokol tersebut “hanyalah” sebuah Standar yang disepakati, bukan Implementasi. Dalam dunia nyata, implementasi dari standar di atas tidak benar-benar “bersih”.
Hal lain yang perlu diketahui bahwa ada dua layer yang hanya benar-benar identik di antara TCP/IP dan OSI layer, yaitu Transport Layer dan Internet (Network) Layer, yaitu layer yang mengurusi masalah Kontrol Kesalahan dan Kontrol Aliran dan layanan pengalamatan secara logical dan fungsi routing.


konfigurasi BGP


Mengenai BGP, untuk memulainya kita lebih baik mengenal apa itu BGP :

Border Gateway Protocol atau yang sering disingkat BGP merupakan salah satu jenis routing protocol yang ada di dunia komunikasi data. Sebagai sebuah routing protocol, BGP memiliki kemampuan melakukan pengumpulan rute, pertukaran rute dan menentukan rute terbaik menuju ke sebuah lokasi dalam jaringan. Routing protocol juga pasti dilengkapi dengan algoritma yang pintar dalam mencari jalan/jalur terbaik. Namun yang membedakan BGP dengan routing protocol lain seperti misalnya OSPF dan IS-IS ialah, BGP termasuk dalam kategori routing protocol jenis Exterior Gateway Protocol (EGP). Apa lagi itu EGP?

Sesuai dengan namanya, Exterior, routing protocol jenis ini memiliki kemampuan melakukan pertukaran rute dari dan ke luar jaringan lokal sebuah organisasi atau kelompok tertentu. Organisasi atau kelompok tertentu diluar organisasi pribadi sering disebut dengan istilah autonomous system (AS). Maksudnya rute-rute yang dimiliki oleh sebuah AS dapat juga dimiliki oleh AS lain yang berbeda kepentingan dan otoritas. Begitu juga dengan AS tersebut dapat memiliki rute-rute yang dipunya organisasi lain. Apa untungnya organisasi lain memiliki rute milik organisasi Anda dan sebaliknya?

Keuntungannya adalah organisasi Anda bisa dikenal oleh organisasi-organisasi lain yang Anda kirimi rute. Setelah dikenali rute-rute menuju lokasi Anda, banyak orang yang dapat berkomunikasi dengan Anda. Selain itu, Anda juga menerima rute-rute menuju ke organisasi lain, sehingga Anda juga dapat membangun komunikasi dengan para pengguna yang tergabung di organisasi lain. Dengan demikian, komunikasi dapat semakin luas menyebar.

BGP dikenal sebagai routing protocol yang sangat kompleks dan rumit karena kemampuannya yang luar biasa ini, yaitu melayani pertukaran rute antarorganisasi yang besar. Routing protocol ini memiliki tingkat skalabilitas yang tinggi karena beberapa organisasi besar dapat dilayaninya dalam melakukan pertukaran routing, sehingga luas sekali jangkauan BGP dalam melayani para pengguna jaringan.

Apa yang akan terjadi jika banyak organisasi di dunia ini yang saling berkumpul dan bertukar informasi routing? Yang akan dihasilkan dari kejadian ini adalah INTERNET. Maka dari itu, tidak salah jika BGP mendapat julukan sebagai inti dari eksisnya dunia Internet.

BGP merupakan satu-satunya routing protocol yang dapat digunakan untuk menghubungkan dua organisasi besar yang berbeda kepentingan. Meskipun routing protocol jenis EGP bukan hanya BGP saja, namun tampaknya BGP sudah menjadi standar internasional untuk keperluan ini. Hal ini dikarenakan BGP memiliki fitur-fitur yang luar biasa banyak dan fleksibel.

Mulai dari pengaturan frekuensi routing update, sistem pembangunan hubungan dengan AS tetangga, sistem hello, policy-policy penyebaran informasi routing, dan banyak lagi fitur lain yang dapat Anda modifikasi dan utak-atik sendiri sesuai dengan selera. Maka dari itu BGP merupakan routing protocol yang dapat dikontrol sebebasbebasnya oleh pengguna. Dengan demikian, banyak sekali kebutuhan yang dapat terpenuhi dengan menggunakan BGP.

BGP juga sangat tepat jika sebuah perusahaan memiliki jalur menuju internet yang berjumlah lebih dari satu. Kondisi jaringan dimana memiliki jalur keluar lebih dari satu buah ini sering disebut dengan istilah multihoming. Jaringan multihoming pada umumnya adalah jaringan berskala sedang sampai besar seperti misalnya ISP, bank, perusahaan minyak multinasional, dan banyak lagi. Biasanya jaringan ini memiliki blok IP dan nomor AS sendiri.

Peranan BGP dalam jaringan multihoming ini sangat besar. Pertama, BGP akan berperan sebagai routing protocol yang melakukan pertukaran routing dengan ISP atau NAP yang berada di atas jaringan ini. Kedua, BGP dengan dipadukan oleh pengaturan policy-policynya yang sangat fleksibel dapat membuat sistem load balancing traffic yang keluar masuk. Bagaimana membuat sistem load balancing dengan menggunakan BGP akan dibahas pada artikel edisi berikutnya.

Selain itu, BGP juga merupakan routing protocol yang sangat reliable kerjanya. Hal ini dikarenakan BGP menggunakan protokol TCP untuk berkomunikasi dengan tetangganya
dalam melakukan pertukaran informasi. TCP merupakan protokol yang menganut sistem reliable service, di mana setiap sesi komunikasi yang dibangun berdasarkan protokol ini harus dipastikan sampai tidaknya.

Pemastian ini dilakukan menggunakan sistem Acknowledge terhadap setiap sesi komunikasi yang terjadi. Dengan demikian, hampir tidak ada informasi routing dari BGP yang tidak sampai ke perangkat tujuannya. Routing protocol BGP yang sekarang banyak
digunakan adalah BGP versi 4 atau lebih sering disingkat sebagai BGP-4....

Kapan Saatnya Tidak Menggunakan BGP?
Seperti dijelaskan di atas, BGP merupakan routing protocol yang kompleks dan sulit untuk di-maintain. Dengan demikian, penggunaannya diperlukan keahlian khusus dan juga perangkat router berkemampuan proses yang tinggi. Untuk itu, perencanaan yang baik sangat diperlukan untuk menggunakan BGP. Ada kalanya Anda tidak perlu menggunakan routing protocol ini dalam berhubungan dengan AS lain. Jangan gunakan BGP untuk jaringan dengan situasi seperti berikut ini:

* Hanya ada satu buah koneksi yang menuju ke Internet atau ke AS lain. Jaringan ini sering disebut dengan istilah singlehoming
Policy routing untuk ke Internet dan pemilihan jalur terbaik tidak terlalu diperlukan dalam sebuah AS
Perangkat router yang akan digunakan untuk menjalankan BGP tidak memiliki cukup memory dan tenaga processing untuk menangani update informasi dalam jumlah besar dan konstan
Keterbatasan pengetahuan dan kemampuan para administrator jaringannya dalam hal policy routing dan karakteristik BGP lainnya
Bandwidth yang kecil yang menghubungkan AS yang satu dengan lainnya

BGP


Pola Subnetting

KONSEP PENGHITUNGAN SUBNET

Setelah anda membaca artikel Konsep Subnetting, Siapa Takut? dan memahami konsep Subnetting dengan baik. Kali ini saatnya anda mempelajari teknik penghitungan subnetting. Penghitungan subnetting bisa dilakukan dengan dua cara, cara binary yang relatif lambat dan cara khusus yang lebih cepat. Pada hakekatnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berkisar di empat masalah: Jumlah Subnet, Jumlah Host per Subnet, Blok Subnet, dan Alamat Host- Broadcast

Penulisan IP address umumnya adalah dengan 192.168.1.2. Namun adakalanya ditulis dengan 192.168.1.2/24, apa ini artinya? Artinya bahwa IP address 192.168.1.2 dengan subnet mask 255.255.255.0. Lho kok bisa seperti itu? Ya, /24 diambil dari penghitungan bahwa 24 bit subnet mask diselubung dengan binari 1. Atau dengan kata lain, subnet masknya adalah: 11111111.11111111.11111111.00000000 (255.255.255.0). Konsep ini yang disebut dengan CIDR (Classless Inter-Domain Routing) yang diperkenalkan pertama kali tahun 1992 oleh IEFT

Pertanyaan berikutnya adalah Subnet Mask berapa saja yang bisa digunakan untuk melakukan subnetting? Ini terjawab dengan tabel di bawah
SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS C

Ok, sekarang mari langsung latihan saja. Subnetting seperti apa yang terjadi dengan sebuah NETWORK ADDRESS 192.168.1.0/26 ?

Analisa: 192.168.1.0 berarti kelas C dengan Subnet Mask /26 berarti 11111111.11111111.11111111.11000000 (255.255.255.192).
Penghitungan: Seperti sudah saya sebutkan sebelumnya semua pertanyaan tentang subnetting akan berpusat di 4 hal, jumlah subnet, jumlah host per subnet, blok subnet, alamat host dan broadcast yang valid. Jadi kita selesaikan dengan urutan seperti itu:
1.   Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada oktet terakhir subnet mask (2 oktet terakhir untuk kelas B, dan 3 oktet terakhir untuk kelas A). Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet
 2.   Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada oktet terakhir subnet. Jadi jumlah host per subnet adalah 26 - 2 = 62 host
 3.   Blok Subnet = 256 - 192 (nilai oktet terakhir subnet mask) = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
 4. Bagaimana dengan alamat host dan broadcast yang valid? Kita langsung buat tabelnya. Sebagai catatan, host pertama adalah 1 angka setelah subnet, dan broadcast adalah 1 angka sebelum subnet berikutnya

Kita sudah selesaikan subnetting untuk IP address Class C. Dan kita bisa melanjutkan lagi untuk subnet mask yang lain, dengan konsep dan teknik yang sama. Subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class C adalah seperti di bawah. Silakan anda coba menghitung seperti cara diatas untuk subnetmask lainnya

SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS B

Berikutnya kita akan mencoba melakukan subnetting untuk IP address class B. Pertama, subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class B adalah seperti dibawah. Sengaja saya pisahkan jadi dua, blok sebelah kiri dan kanan karena masing-masing berbeda teknik terutama untuk oktet yang “dimainkan” berdasarkan blok subnetnya. CIDR /17 sampai /24 caranya sama persis dengan subnetting Class C, hanya blok subnetnya kita masukkan langsung ke oktet ketiga, bukan seperti Class C yang “dimainkan” di oktet keempat. Sedangkan CIDR /25 sampai /30 (kelipatan) blok subnet kita “mainkan” di oktet keempat, tapi setelah selesai oktet ketiga berjalan maju (coeunter) dari 0, 1, 2, 3, dst


Ok, kita coba dua soal untuk kedua teknik subnetting untuk Class B. Kita mulai dari yang menggunakan subnetmask dengan CIDR /17 sampai /24. Contoh network address 172.16.0.0/18.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /18 berarti 11111111.11111111.11000000.00000000 (255.255.192.0).
 Penghitungan:
 1.   Jumlah Subnet = 2x, dimana x adalah banyaknya binari 1 pada 2 oktet terakhir. Jadi Jumlah Subnet adalah 22 = 4 subnet


 2.   Jumlah Host per Subnet = 2y - 2, dimana y adalah adalah kebalikan dari x yaitu banyaknya binari 0 pada 2 oktet terakhir. Jadi jumlah host per subnet adalah 214 - 2 = 16.382 host
 3.   Blok Subnet = 256 - 192 = 64. Subnet berikutnya adalah 64 + 64 = 128, dan 128+64=192. Jadi subnet lengkapnya adalah 0, 64, 128, 192.
 4.  Alamat host dan broadcast yang valid?


Berikutnya kita coba satu lagi untuk Class B khususnya untuk yang menggunakan subnetmask CIDR /25 sampai /30. Contoh network address 172.16.0.0/25.
Analisa: 172.16.0.0 berarti kelas B, dengan Subnet Mask /25 berarti 11111111.11111111.11111111.10000000 (255.255.255.128).
Penghitungan:
      1.   Jumlah Subnet = 29 = 512 subnet

2.   Jumlah Host per Subnet = 27 - 2 = 126 host

3.   Blok Subnet = 256 - 128 = 128. Jadi lengkapnya adalah (0, 128)

      4. Alamat host dan broadcast yang valid?



SUBNETTING PADA IP ADDRESS CLASS A
Kalau sudah mantab dan paham, kita lanjut ke Class A. Konsepnya semua sama saja. Perbedaannya adalah di OKTET mana kita mainkan blok subnet. Kalau Class C di oktet ke 4 (terakhir), kelas B di Oktet 3 dan 4 (2 oktet terakhir), kalau Class A di oktet 2, 3 dan 4 (3 oktet terakhir). Kemudian subnet mask yang bisa digunakan untuk subnetting class A adalah semua subnet mask dari CIDR /8 sampai /30.
Kita coba latihan untuk network address 10.0.0.0/16.
Analisa: 10.0.0.0 berarti kelas A, dengan Subnet Mask /16 berarti 11111111.11111111.00000000.00000000 (255.255.0.0).
Penghitungan:
      1.   Jumlah Subnet = 28 = 256 subnet

2.   Jumlah Host per Subnet = 216 - 2 = 65534 host

3.   Blok Subnet = 256 - 255 = 1. Jadi subnet lengkapnya: 0,1,2,3,4, etc.

      4.  Alamat host dan broadcast yang valid?


Mudah-mudahan sudah setelah anda membaca paragraf terakhir ini, anda sudah memahami penghitungan subnetting dengan baik. Kalaupun belum paham juga, anda ulangi terus artikel ini pelan-pelan dari atas. Untuk teknik hapalan subnetting yang lebih cepat, tunggu di artikel berikutnya
Catatan: Semua penghitungan subnet diatas berasumsikan bahwa IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) dihitung secara default. Buku versi terbaru Todd Lamle dan juga CCNA setelah 2005 sudah mengakomodasi masalah IP Subnet-Zeroes (dan IP Subnet-Ones) ini. CCNA pre-2005 tidak memasukkannya secara default (meskipun di kenyataan kita bisa mengaktifkannya dengan command ip subnet-zeroes), sehingga mungkin dalam beberapa buku tentang CCNA serta soal-soal test CNAP, anda masih menemukan rumus penghitungan Jumlah Subnet = 2x - 2

Tahap berikutnya adalah silakan download dan kerjakan soal latihan subnetting. Jangan lupa mengikuti artikel tentang Teknik Mengerjakan Soal Subnetting untuk memperkuat pemahaman anda dan meningkatkan kemampuan dalam mengerjakan soal dalam waktu terbatas.

Cara Membuat VLAN Pada Cisco

VLAN disebut juga virtual LAN, pada tutorial kali ini akan dijelaskan bagaiman membuat VLAN pada CISCO. Disini saya memakai simulasi CISCO yaitu Packet Tracer V5, sedangkan definisi VLAN adalah sekelompok host dengan suatu set umum persyaratan yang berkomunikasi seolah-olah mereka terikat pada domain broadcast yang sama, terlepas dari lokasi fisik mereka.

Kita akan membuat 3 vlan yaitu :
1. vlan 10 dosen
2. vlan 20 mahasiswa
3. vlan 30 karyawan

berikut gambarannya :
Definisikan ip address gateway di router dengan membuat interface virtual :

Untuk Gateway VLAN 10

Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0.10
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 10
Router(config-subif)#ip address 192.168.10.254 255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#exit

Untuk Gateway VLAN 20

Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0.20
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 20
Router(config-subif)#ip address 192.168.20.254 255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#exit

Untuk Gateway VLAN 30

Router>enable
Router#configure terminal
Router(config)#interface fa0/0.30
Router(config-subif)#encapsulation dot1Q 30
Router(config-subif)#ip address 192.168.30.254 255.255.255.0
Router(config-if)#exit
Router(config)#exit

Lalu kita setting switchnya, langkah-langkahnya sebagai berikut :

Definisikan Vlan :

Switch#vlan database
Switch(vlan)#vlan 10 name Dosen
Switch(vlan)#vlan 20 name Mahasiswa
Switch(vlan)#vlan 30 name Karyawan

Delegasikan port untuk mengakses tiap-tiap Vlan yang sudah didefinisikan :

Switch>enable
Switch#configure terminal
Switch(config)#interface fa0/1  -> Menuju router
Switch(config-if)#switchport mode trunk
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/2  -> Menuju PC Dosen
Switch(config-if)#switchport access vlan 10
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/3 -> Menuju PC Mahasiswa
Switch(config-if)#switchport access vlan 20
Switch(config-if)#exit
Switch(config)#interface fa0/4 -> Menuju PC Karyawan
Switch(config-if)#switchport access vlan 30
Switch(config-if)#exit


Verifikasi vlan :

Switch#show vlan

VLAN  Name          Status         Ports
----------------------------------------------------------------------------
1         default         active         Fa0/5, Fa0/6, Fa0/7, Fa0/8
                                                 Fa0/9, Fa0/10, Fa0/11, Fa0/12
                                                 Fa0/13, Fa0/14, Fa0/15, Fa0/16
                                                 Fa0/17, Fa0/18, Fa0/19, Fa0/20
                                                 Fa0/21, Fa0/22, Fa0/23, Fa0/24
10      dosen          active          Fa0/2
20     mahasiswa   active          Fa0/3
30     karyawan      active          Fa0/4



Frame-Relay connection

Frame-Relay connection

Frame-Relay connection

Task 1: Frame-Relay Point-to-Point subinterface
Router-SBY:
(config)# int serial 0/1
(config-if)# no ip address
(config-if)# encapsulation frame-relay 
(config-if)# int s0/1.100 point-to-point
(config-subif)# ip address 10.1.2.2 255.255.255.0
(config-subif)# frame-relay interface-dlci 100
(config-subif)# bandwidth 2048
(config-subif)# end 
# copy run start

Router-MDN:
(config)# int serial 1/0
(config-if)# no ip address
(config-if)# encapsulation frame-relay 
(config-if)# int s1/0.200 point-to-point
(config-subif)# ip address 10.1.2.1 255.255.255.0
(config-subif)# frame-relay interface-dlci 200
(config-subif)# bandwidth 2048
(config-subif)# end 
# copy run start

Verify (all routers):
# sh frame-relay map
# sh frame-relay pvc
# sh frame-relay lmi
# sh int serial s0/1            è  di SBY
# sh int serial s1/0            è  di MDN 
# debug frame-relay lmi
# terminal monitor 
# sh ip route
# ping ….
     
FRS config:
(config)# frame-relay switching 
(config)# default int s0/0
(config)# default int s0/1 
(config)# int s0/0
(config-if)# desc *** to Router-MDN ***
(config-if)# encap frame-relay
(config-if)# frame-relay intf-type dce
(config-if)# frame-relay route 200 int s0/1 100    à frame-relay route [input DLCI] [output intf] [output DLCI]
(config-if)# clock rate 2000000
(config-if)# bandwidth 2048
(config-if)# no shutdown 
(config)# int s0/1
(config-if)# desc *** to Router-SBY ***
(config-if)# encap frame-relay
(config-if)# frame-relay intf-type dce
(config-if)# frame-relay route 100 int s0/0 200    à frame-relay route [input DLCI] [output intf] [output DLCI]
(config-if)# clock rate 2000000
(config-if)# bandwidth 2048
(config-if)# no shutdown

Task 2: Frame-Relay multipoint subinterface
Router-SBY:
(config)# no int s0/1.100 point-to-point è hapus point-to-point subinterface 
(config)# int serial 0/1
(config-if)# no ip address
(config-if)# encapsulation frame-relay 
(config-if)# int s0/1.1 multipoint
(config-subif)# ip address 10.1.2.2 255.255.255.0
(config-subif)# frame-relay map ip 10.1.2.1 100 broadcast
(config-subif)# bandwidth 2048
(config-subif)# end 
# copy run start

Router-MDN:
(config)# no int s0/1.100 point-to-point è hapus point-to-point subinterface 
(config)# int serial 1/0
(config-if)# no ip address
(config-if)# encapsulation frame-relay 
(config-if)# int s1/0.1 multipoint
(config-subif)# ip address 10.1.2.1 255.255.255.0
(config-subif)# frame-relay map ip 10.1.2.2 200 broadcast
(config-subif)# bandwidth 2048
(config-subif)# end 
# copy run start
Back To Top